Menjaga Kesehatan Jantung
Citra Wulandari
| 03-01-2025

· Food Team
Penelitian terbaru dari Universitas Oxford memberikan temuan mengejutkan mengenai dampak kebiasaan makan sehari-hari terhadap kesehatan jantung.
Studi ini mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan kaya lemak jenuh, seperti croissant dan makanan berlemak lainnya, setiap hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan tanpa penambahan berat badan.
Temuan ini menjadi perhatian penting, karena selama ini banyak orang percaya bahwa penambahan berat badan merupakan faktor utama yang memengaruhi risiko penyakit jantung.
Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam konferensi European Society of Cardiology di London, dan secara signifikan menantang pandangan umum tentang hubungan antara berat badan dan kesehatan jantung. Studi ini melibatkan 24 peserta yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengikuti diet tinggi lemak jenuh dengan mengonsumsi makanan seperti mentega, croissant, sosis, kue, dan cokelat selama 24 hari. Kelompok kedua mengonsumsi diet tinggi lemak poliunsaturasi, yang terdiri dari ikan berminyak, minyak bunga matahari, kenari, dan biji wijen. Setiap peserta menjalani tes darah dan pemindaian MRI pada awal dan akhir percobaan untuk mengukur perubahan dalam tanda-tanda kesehatan mereka.
Hasil yang didapatkan sangat mengejutkan. Meskipun tidak ada perubahan signifikan dalam berat badan kedua kelompok, peserta yang mengonsumsi lemak jenuh mengalami perubahan kesehatan yang mengkhawatirkan. Rata-rata, kadar kolesterol mereka meningkat sekitar 10%, sementara kadar lemak hati mereka naik sebesar 20%. Peningkatan kadar lemak hati ini merupakan faktor risiko yang diketahui dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Nikola Srnic, peneliti utama dari Universitas Oxford, menjelaskan bahwa hasil ini menunjukkan bahwa jenis lemak yang kita konsumsi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan jantung, bahkan dalam jangka pendek. "Diet tinggi lemak jenuh dapat berdampak buruk bagi kesehatan kardiovaskular, meskipun tidak ada penambahan berat badan," kata Srnic.

Di sisi lain, kelompok yang mengonsumsi lemak poliunsaturasi menunjukkan hasil yang jauh lebih baik. Kadar kolesterol "jahat" mereka menurun sekitar 10%, dan otot jantung mereka menunjukkan peningkatan cadangan energi, yang mengindikasikan adanya efek protektif terhadap kesehatan jantung. Hasil ini menegaskan pentingnya mengubah pola makan dengan memilih lemak poliunsaturasi sebagai pengganti lemak jenuh. Srnic juga menambahkan bahwa penurunan berat badan tidak diperlukan untuk melihat perubahan positif dalam kesehatan jantung. Dengan hanya menyesuaikan jenis lemak dalam diet, seseorang dapat memperoleh manfaat kesehatan yang signifikan.
Para peneliti juga melakukan studi lebih lanjut pada sel otot jantung dalam pengaturan laboratorium. Mereka menemukan bahwa sel-sel otot jantung lebih efisien dalam menguraikan lemak poliunsaturasi untuk energi. Penemuan ini menjelaskan mengapa lemak poliunsaturasi dapat menurunkan kadar lipid dalam darah dan membantu meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Profesor James Leiper, direktur medis di British Heart Foundation, memberikan komentar tentang hasil penelitian ini. Ia menyatakan, "Penelitian ini memberikan bukti yang jelas bahwa lemak jenuh dapat memicu risiko masalah jantung dalam waktu singkat, bahkan tanpa adanya perubahan yang terlihat pada berat badan." Namun, ia juga menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut dengan kelompok peserta yang lebih besar untuk memastikan apakah perubahan jangka pendek ini dapat berdampak pada risiko kesehatan jantung jangka panjang.
Studi ini menunjukkan bahwa jenis lemak yang kita konsumsi memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan kardiovaskular kita. Meskipun mengubah jenis lemak dalam diet mungkin tidak memberikan hasil langsung pada timbangan, manfaat jangka panjang untuk kesehatan jantung sangat besar. Oleh karena itu, mengganti lemak jenuh dengan pilihan lemak yang lebih sehat, seperti lemak poliunsaturasi, dapat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk meningkatkan kesehatan jantung Anda, terlepas dari perubahan berat badan. Dengan memahami dampak yang ditimbulkan oleh kebiasaan makan kita, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama di cuaca dingin seperti sekarang.