Fakta Tottenham
Dwi Utari
Dwi Utari
| 13-03-2025
Science Team · Science Team
Fakta Tottenham
Pada Kamis malam lalu, Tottenham Hotspur harus menerima kenyataan pahit setelah kalah 1-0 dari AZ Alkmaar dalam leg pertama babak 16 besar Liga Europa. Meski menguasai lebih dari 60% penguasaan bola, Tottenham gagal menciptakan peluang berarti di depan gawang.
Dari tujuh tembakan yang dilepaskan, hanya satu yang tepat sasaran, dan dengan statistik xG yang hanya mencatatkan 0,37, jelas bahwa tim ini bukan hanya kurang beruntung, tetapi juga tampil di bawah ekspektasi.
Serangan yang Lemah dan Kesalahan Defensif
Sejak awal laga, Tottenham terlihat kurang tajam. Pada menit ke-18, sebuah situasi tendangan sudut menjadi awal malapetaka ketika Lucas Bergvall dari AZ Alkmaar mencetak gol bunuh diri, memberikan tim tuan rumah keunggulan. Gol tersebut langsung memengaruhi ritme permainan, di mana Spurs kesulitan untuk menciptakan ancaman berarti ke arah gawang Alkmaar. Meski menguasai bola lebih banyak, mereka tak mampu mengonversi penguasaan itu menjadi peluang berbahaya. Tembakan satu-satunya yang tepat sasaran menjadi satu-satunya catatan ofensif yang layak, sementara sisa usaha mereka lebih banyak gagal atau meleset dari sasaran.
Momen Bebas yang Memalukan
Puncak kekecewaan dalam serangan Tottenham terjadi ketika mereka mendapat kesempatan tendangan bebas di luar kotak penalti. James Maddison dan Son Heung-min yang berkolaborasi dalam eksekusi tersebut mengalami kebingungnan dalam komunikasi. Alih-alih bekerja sama dengan lancar, umpan pendek yang mereka buat malah terputus dan hampir berujung pada kehilangan penguasaan bola ke pihak lawan. Momen tersebut berakhir dengan clearance terburu-buru dari Son yang mudah dikeluarkan keluar lapangan. Bagi sebagian besar penggemar, ini menjadi momen yang sangat memalukan. Bahkan, ada penggemar yang menyebutnya sebagai "tendangan bebas terburuk yang pernah saya saksikan." Jelas, ini adalah momen yang akan segera dilupakan oleh penggemar Tottenham.
Komentar Son Heung-min Pasca-Kekalahan
Usai pertandingan, kapten Tottenham, Son Heung-min, tidak segan-segan mengakui bahwa penampilan timnya jauh dari harapan. "Kami semua sangat kecewa," kata Son. "Kami tidak bermain sesuai dengan level yang seharusnya. Ini menjadi sebuah peringatan bagi kami. Pertandingan minggu depan akan menjadi laga paling penting musim ini." Son menegaskan bahwa meski tertinggal 1-0, segalanya belum berakhir. Mereka harus menunjukkan peningkatan signifikan di leg kedua yang akan digelar di kandang sendiri, dan memang benar, tekanan kini ada di pundak mereka untuk membalikkan keadaan.
Fakta Tottenham
Pandangan Pelatih Antonio Conte Mengenai Kekalahan
Pelatih Antonio Conte pun tak bisa menutupi kekecewaannya terhadap hasil laga ini. Menurutnya, masalah utama bukan terletak pada sikap atau usaha pemain, melainkan ketidakmampuan tim untuk menghadapi tekanan dalam pertandingan tandang di kompetisi Eropa. "Saat Anda bermain tandang di kompetisi Eropa, Anda harus mampu bertahan menghadapi tekanan dan mampu beradaptasi dengan situasi itu. Namun kami tidak berhasil melakukannya, itulah mengapa hasilnya sangat mengecewakan," jelas Conte. Hal ini menunjukkan bahwa Tottenham belum menemukan formula yang tepat untuk menghadapi pertandingan-pertandingan sulit di luar kandang, dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi tim di masa mendatang.
Melihat ke Depan: Leg Kedua yang Menentukan
Lalu, bagaimana langkah Tottenham selanjutnya? Mereka tidak boleh berlarut-larut dalam kekalahan ini. Minggu depan, mereka akan kembali ke kandang sendiri untuk leg kedua, dan ini adalah momen krusial bagi kelanjutan perjalanan mereka di Liga Europa. Son Heung-min dan rekan-rekannya sadar betul bahwa laga ini sangat penting. Jika mereka ingin tetap mempertahankan peluang di Eropa, mereka harus tampil jauh lebih baik dan lebih tajam di depan gawang. Para penggemar tentu berharap akan ada reaksi positif dari tim, tetapi itu membutuhkan lebih dari sekadar penguasaan bola, Tottenham harus lebih klinis dan tepat dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Meskipun kekalahan ini bisa membuat para penggemar kecewa, mari tetap berharap bahwa Tottenham dapat bangkit di leg kedua. Tim ini memiliki banyak potensi, namun yang terpenting adalah mereka mampu merangkai permainan yang lebih solid saat dibutuhkan. Jika mereka tampil dengan mental yang tepat, fokus, dan intensitas yang lebih tinggi, maka bukan hal yang mustahil untuk membalikkan keadaan. Jadi, apakah Tottenham mampu bangkit di leg kedua? Hanya waktu yang akan menjawab, namun mereka harus siap dengan pola pikir yang jauh berbeda. Kini, saatnya bagi Spurs untuk membuktikan bahwa mereka masih memiliki peluang untuk melaju lebih jauh di kompetisi ini.