Manfaat Juicing
Ditha Anggraeni
| 01-04-2025

· Food Team
Saat ini, tren juicing semakin populer, dari selebriti yang gemar mengonsumsi jus seledri hingga influencer yang sering membagikan resep jus hijau di media sosial. Juicing telah menjadi semacam ritual bagi para penggemar gaya hidup sehat.
Namun, apakah juicing benar-benar bermanfaat untuk kesehatan? Mari kita telusuri manfaat dan kekurangan juicing dengan wawasan dari para ahli kesehatan untuk mengetahui fakta sebenarnya.
Manfaat Juicing: Sumber Nutrisi yang Menggugah
Juicing dikenal sebagai cara praktis untuk mendapatkan sumber nutrisi yang terkonsentrasi dari buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, dan bumbu-bumbu alami. Jus segar ini kaya akan vitamin, mineral, fitonutrien, dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh. Menurut ahli gizi terdaftar, Sarah Quick, RD, jus segar memberikan dorongan besar bagi sistem kekebalan tubuh, membantu detoksifikasi, dan mendukung fungsi organ penting.
Misalnya, buah jeruk yang kaya akan vitamin C dan antioksidan dapat meningkatkan sistem imun Anda, sementara bahan seperti sayuran hijau, lemon, dan jahe berfungsi untuk mendukung kesehatan hati. Seperti yang diungkapkan oleh ahli gizi Alex Mazzucca, jus bisa diibaratkan sebagai "vitamin cair" karena tubuh dapat menyerap nutrisinya dengan cepat tanpa perlu mencerna serat. Dr. Nicholas Generales, seorang dokter spesialis kedokteran keluarga, juga menekankan bahwa juicing merupakan cara praktis untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan bagi mereka yang kesulitan menjaga pola makan seimbang.
Kekurangan Juicing: Kehilangan Serat yang Tak Terhindarkan
Meskipun juicing menawarkan berbagai manfaat nutrisi, ada beberapa kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan, terutama terkait dengan kehilangan serat. Proses ekstraksi jus cenderung menghilangkan sebagian besar kandungan serat dari buah dan sayur. Akibatnya, ini dapat mengganggu kesehatan pencernaan dan meningkatkan kadar gula darah secara drastis.
Sarah Quick menjelaskan bahwa mengonsumsi jus tanpa serat bisa menyebabkan masalah seperti sakit kepala, penglihatan kabur, dan kelelahan. Selain itu, meskipun jus memberikan banyak fitonutrien, mereka tidak mengandung makronutrien penting seperti protein dan lemak yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Jika Anda bergantung sepenuhnya pada jus, terutama dalam program detoks, bisa menyebabkan rasa lapar yang berlebihan, kelelahan, bahkan kekurangan nutrisi. Oleh karena itu, juicing sebaiknya hanya menjadi pelengkap, bukan pengganti makanan utama dalam diet Anda.
Apakah Juicing Sehat? Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Pada dasarnya, juicing bisa menjadi tambahan yang bermanfaat dalam diet Anda jika dilakukan dengan benar dan seimbang. Dr. Generales merekomendasikan smoothie dibandingkan jus karena smoothie mengandung serat yang lebih tinggi. Anda juga bisa menambahkan sumber protein dan lemak sehat, seperti biji chia atau selai kacang, untuk membuatnya lebih lengkap dan seimbang.
Sarah Quick juga menekankan bahwa juicing bisa membantu penyerapan nutrisi, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan nafsu makan atau gangguan pencernaan. Namun, juicing sebaiknya dipandang sebagai minuman tambahan dan bukan sebagai pengganti makan. Untuk kesehatan yang optimal, makan berbagai macam buah dan sayuran utuh tetap menjadi cara terbaik untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Juicing seharusnya menjadi alat untuk menambah asupan nutrisi, tetapi bukan pengganti pola makan yang seimbang.
Menjaga pola makan yang beragam dan kaya akan buah-buahan serta sayuran utuh adalah cara terbaik untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Juicing dapat menjadi bagian dari diet sehat Anda, tetapi harus digunakan dengan bijak dan seimbang. Ingatlah bahwa kesehatan adalah pilihan pribadi, dan konsultasikan dengan profesional medis atau ahli gizi untuk mengetahui apa yang terbaik bagi Anda.