Roti Prancis, atau yang dikenal dengan baguette, telah lama menjadi ikon kuliner dunia yang identik dengan tekstur kulit luar yang renyah dan bagian dalam yang lembut serta berongga.

Namun, meski terlihat sederhana, membuat roti Prancis yang autentik di rumah bisa menjadi tantangan tersendiri, bahkan bagi pembuat roti berpengalaman.

Jika Anda pernah mencoba membuat roti Prancis dan hasilnya kurang memuaskan, bagian dalam terlalu padat, permukaan tidak memiliki irisan khas, atau teksturnya berubah dengan cepat setelah keluar dari oven, artikel ini adalah untuk Anda. Yuk, kita bahas tiga pertanyaan paling umum dan solusi praktis untuk mendapatkan roti Prancis yang nyaris sempurna!

1. Mengapa Bagian Dalam Roti Tidak Mengembang dan Terasa Padat?

Salah satu keunikan roti Prancis adalah bagian dalamnya yang berongga dan ringan, namun tetap kenyal. Jika hasil roti Anda justru padat dan tebal, ini bisa disebabkan oleh beberapa hal:

a. Pengembangan Gluten yang Tidak Optimal

Gluten adalah protein yang memberikan struktur pada roti. Untuk membentuk gluten yang baik, adonan harus diuleni dengan tepat hingga mencapai konsistensi "windowpane", di mana adonan bisa ditarik tipis dan transparan tanpa robek. Hal ini menunjukkan bahwa gluten telah terbentuk sempurna.

b. Fermentasi yang Kurang Lama

Waktu fermentasi yang pendek bisa membuat roti kurang mengembang dan aromanya kurang kuat. Sebaliknya, fermentasi yang cukup, terutama fermentasi dingin semalaman di lemari es, dapat membantu menciptakan rasa yang lebih kompleks dan tekstur roti yang lebih berpori.

c. Proses Proofing yang Tidak Tepat

Setelah dibentuk, adonan harus di-proofing dalam suhu hangat dan lembap agar ragi dapat bekerja optimal. Jangan terburu-buru memanggang, karena proofing yang kurang bisa membuat roti tidak mengembang maksimal saat dioven.

2. Kenapa Permukaan Roti Tidak Memiliki Sayatan Khas?

Salah satu ciri khas roti Prancis adalah irisan pada permukaannya yang membentuk pola cantik saat dipanggang. Jika roti Anda terlihat polos atau hanya sedikit terbuka di permukaan, mungkin ini penyebabnya:

a. Alat Pemotong yang Kurang Tajam

Gunakan pisau cukur atau alat scoring khusus yang sangat tajam. Alat yang tumpul hanya akan menekan adonan, bukan menyayatnya, sehingga hasilnya jadi tidak maksimal.

b. Teknik Sayatan yang Kurang Tepat

Pegang alat potong dengan sudut sekitar 30–45 derajat dan lakukan sayatan dengan gerakan cepat dan percaya diri. Sayatan yang terlalu dalam atau terlalu lambat bisa membuat hasilnya kurang estetik.

c. Kurang Latihan

Membuat pola yang indah pada roti memang butuh latihan. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan berbagai sudut dan pola hingga Anda menemukan gaya yang sesuai dengan keinginan dan bentuk roti Anda.

3. Mengapa Tekstur Roti Cepat Berubah Setelah Dipanggang?

Roti yang baru keluar dari oven memang nikmat—kulitnya renyah, bagian dalamnya lembut. Tapi beberapa jam kemudian, teksturnya bisa berubah menjadi keras atau bahkan lembek. Berikut alasannya:

a. Kehilangan Kelembapan Secara Alami

Setelah keluar dari oven, uap air dalam roti perlahan menguap. Jika dibiarkan di permukaan datar, kelembapan bisa terperangkap di bagian bawah. Solusinya? Biarkan roti dingin di atas rak kawat agar sirkulasi udara berjalan baik.

b. Cara Penyimpanan yang Salah

Menyimpan roti di dalam kantong plastik akan membuat kulitnya cepat lembek. Sebaiknya gunakan kantong kertas atau kotak roti yang memungkinkan sirkulasi udara namun tetap menjaga kelembapan bagian dalam.

c. Cara Memanaskan Ulang yang Kurang Tepat

Untuk mengembalikan kerenyahan roti, panaskan kembali di dalam oven dengan suhu rendah selama beberapa menit. Ini akan menghilangkan kelembapan berlebih di kulit dan membuatnya kembali renyah, seperti baru dipanggang.

Membuat roti Prancis memang membutuhkan waktu, ketelatenan, dan sedikit percobaan. Namun dengan memahami prinsip dasar seperti pembentukan gluten, fermentasi, teknik pemotongan permukaan, serta cara menyimpan dan memanaskan ulang, Anda bisa menghasilkan roti yang tak kalah lezat dari yang dijual di toko roti ternama.