Asal Uusl Sushi
Denny Kusuma
| 07-05-2025

· Food Team
Selamat datang di kisah menggoda rasa, Lykkers! Hari ini, mari kita menyelami salah satu hidangan paling terkenal di dunia: sushi. Hidangan ini dikenal karena kesegarannya dan perpaduan rasa yang lembut nan elegan, membuatnya menjadi simbol cita rasa tinggi di berbagai belahan dunia.
Tapi, tahukah Anda bahwa asal-usul sushi ternyata tidak bermula di Jepang? Ya, ternyata ada kisah panjang dan mengejutkan di balik sepotong sushi yang selama ini Anda nikmati. Mari kita ungkap bagaimana hidangan ini berevolusi dari metode pengawetan kuno menjadi sajian favorit banyak orang saat ini.
Dari Cara Mengawetkan Ikan Menjadi Sajian Lezat: Awal Mula Sushi yang Tak Terduga
- Sushi Bukan Diciptakan di Jepang!
Siapa sangka, metode awal menyimpan ikan dengan nasi ternyata berasal dari abad ke-2 di wilayah yang kini dikenal sebagai Tiongkok. Pada masa itu, masyarakat membutuhkan cara agar ikan bisa bertahan lebih lama, terutama selama cuaca hangat atau ketika harus disimpan dalam waktu lama.
Mereka pun mulai menata ikan yang telah dibersihkan dan diasinkan di antara lapisan nasi matang. Seiring waktu, nasi tersebut mengalami fermentasi, menghasilkan tingkat keasaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menariknya, nasi ini tidak dikonsumsi, hanya ikannya saja yang dimakan setelah proses fermentasi selesai.
- Arti Nama "Sushi" Menggambarkan Asal Usulnya
Istilah "sushi" berasal dari konsep keasaman, yang mencerminkan proses fermentasi nasi tersebut. Di masa awalnya, sushi lebih bersifat sebagai kebutuhan praktis untuk menjaga kesegaran makanan, bukan sebagai sajian lezat seperti yang kita kenal sekarang.
Masuk ke Jepang: Sushi Mulai Bertransformasi
- Ide Asing yang Disulap Jadi Cita Rasa Lokal
Sekitar abad ke-8, teknik pengawetan ini mulai diperkenalkan ke Jepang oleh para pelancong dan pelajar. Jepang lalu mengadaptasi metode ini dengan menggabungkannya dengan bahan lokal serta selera masyarakatnya.
Perubahan besar pun terjadi: orang Jepang mulai menyantap nasi dan ikan bersamaan, tidak lagi membuang nasi yang difermentasi. Inilah titik awal di mana sushi mulai memiliki nilai kuliner, bukan hanya sekadar cara menyimpan makanan.
- Revolusi di Abad ke-17: Saat Cita Rasa Mulai Bermain
Memasuki abad ke-17, teknik ini mengalami pembaruan penting. Para koki Jepang mulai menggunakan nasi yang dibumbui dengan cuka beras, menggantikan proses fermentasi alami. Hasilnya? Proses penyajian menjadi jauh lebih cepat dan rasanya pun lebih menggoda lidah.
Ikan yang digunakan pun tidak melulu mentah. Saat itu, ikan biasanya direbus atau dipanggang terlebih dahulu. Jadi, sushi mentah seperti yang sering kita lihat sekarang belum menjadi standar pada masa itu.
Inovasi Era Edo: Lahirnya Sushi Modern
- Sensasi Baru di Abad ke-19
Bentuk sushi yang kita kenal sekarang, dengan potongan ikan segar di atas nasi berbumbu, mulai muncul di awal abad ke-19 di kota Edo, yang kini dikenal sebagai Tokyo. Pada masa itu, kehidupan kota berjalan cepat, dan masyarakat urban memerlukan makanan yang praktis dan cepat disantap.
Lahirlah ide brilian: potongan tipis ikan segar disajikan di atas gumpalan kecil nasi bercuka, lalu langsung dimakan dengan tangan. Inilah cikal bakal "nigiri sushi", sebuah camilan cepat nan lezat yang kini mendunia.
- Stall Sushi dan Kisah Lucu Si Tirai Putih
Pada masa itu, sushi dijual di kios-kios terbuka yang ramai pengunjung. Uniknya, para penjual biasanya menggantung kain putih di samping kios, yang digunakan pelanggan untuk membersihkan tangan mereka. Anehnya, kain yang lebih kotor justru dianggap pertanda bahwa kios itu populer, semakin kotor tirainya, semakin banyak pelanggan, dan berarti rasanya semakin enak!
Menyeberang Benua dan Menaklukkan Dunia
- Dari Tradisi Lokal Menjadi Hidangan Internasional
Sushi terus menjadi bagian penting dalam budaya kuliner Jepang hingga awal abad ke-20. Namun, setelah tahun 1960-an, sushi mulai menyebar ke berbagai belahan dunia. Orang-orang tertarik pada kesegarannya, tampilan yang rapi, dan rasa yang khas.
Kini, sushi bisa ditemukan dalam berbagai bentuk dan variasi di seluruh dunia, bahkan kerap disesuaikan dengan cita rasa lokal. Beberapa negara menghadirkan sushi versi fusion, yang memadukan bahan tradisional dengan sentuhan lokal.
- Dari Makanan Cepat Saji ke Meja Mewah
Meski kini banyak disajikan di restoran mewah dengan presentasi elegan, penting untuk diingat bahwa sushi awalnya adalah makanan jalanan yang cepat saji. Kesederhanaannya justru menjadi kekuatan utama yang memungkinkannya bertahan dan terus berkembang hingga menjadi ikon kuliner global.
Lykkers, saat Anda menyantap sepotong sushi berikutnya, luangkan waktu sejenak untuk merenungi perjalanan panjang di baliknya. Dari metode pengawetan kuno di Tiongkok, hingga menjadi camilan praktis di Edo, dan kini menjadi sajian kelas dunia, sushi adalah bukti betapa kuatnya inovasi dan adaptasi dalam budaya kuliner.
Sushi bukan hanya makanan, ini adalah cerita lintas zaman yang bisa Anda rasakan dalam setiap gigitannya. Siapa sangka, sepotong kecil ini menyimpan sejarah yang begitu luar biasa?