Fashion Mode Dior
Ditha Anggraeni
| 23-06-2025

· Entertainment Team
Dalam semesta digital yang imajinatif ciptaan Maria Grazia Chiuri untuk koleksi Dior musim cuaca dingin 2025/2026, Grand Palais yang telah direstorasi berubah menjadi panggung spektakuler. Dalam ruangan kotak futuristik, seorang wanita berdiri sendiri, menyinari ruang itu dengan kehadirannya dan menghidupkan pemandangan yang terus berubah.
Waktu pun seolah mengalir, menciptakan siklus siang dan malam, rasa hangat dan sejuk dan kebutuhan akan pelindung tubuh hanya menjadi jeda singkat dalam cerita visual ini. Koleksi tersebut berkembang menjadi pelajaran kelas dunia dalam dunia prêt-à-porter, perpaduan sempurna antara gaya vintage, kostum teatrikal, dan sentuhan modernitas.
Panggung Mode yang Menghipnotis
Setiap rumah mode menghadirkan pengalaman yang menggetarkan indera. Courrèges menciptakan suasana magis dengan hujan abu berwarna ungu yang turun perlahan, menyatu dengan langkah para model dan berkilau di antara tekstur matte dan metalik. Sementara itu, Acne Studios mempertemukan siluet modern kota dengan elemen alam liar yang masih tersisa, menciptakan kesan surealis yang memukau. Balenciaga memilih untuk bermain dengan nuansa gelap yang misterius, memperdalam interpretasi akan kekuatan visual dalam kesederhanaan. Hermes tampil dengan pendekatan yang lebih membumi, menjembatani hubungan manusia dan alam melalui desain runway konsentris yang mengagumkan.
Ekspresi Mode yang Beragam dan Berani
Lacoste mengejutkan dengan memindahkan kita dari lapangan tenis Roland Garros ke jantung kehidupan Paris abad ke-21. Koleksi ini tampil jujur, tanpa kemewahan berlebihan, menawarkan interpretasi gaya yang lebih mentah dan autentik. Di sisi lain, Alessandro Michele di Valentino hadir dengan tampilan serba merah yang menggoda, penuh keberanian dan ekspresi tanpa kompromi, menantang cara pandang publik terhadap identitas dan gaya hidup masa kini.
Isabel Marant dan Sacai menghadirkan permainan kontras antara cahaya sorot yang menyilaukan dan ketenangan industrial, memberikan napas baru dalam padu padan tekstil. Sementara itu, Miu Miu mengeksplorasi sensualitas dalam suasana kantor yuppie yang elegan, menciptakan gambaran akan kepercayaan diri perempuan modern. Saint Laurent menutup daftar dengan sentuhan monumental nan abadi, menampilkan karya yang tak lekang oleh waktu dan tetap relevan untuk segala generasi.
Desain Inovatif dan Narasi yang Mendalam
Sarah Burton untuk Givenchy mempersembahkan koleksi dengan potongan yang sempurna dan bernuansa kepemilikan emosional. Setiap helai busana menyampaikan rasa keterikatan, sebuah pelukan lembut dalam wujud pakaian yang tidak hanya indah namun juga berarti. Di sisi lain, Nicolas Ghesquière untuk Louis Vuitton memperkenalkan sebuah pementasan yang tidak biasa: perempuan-perempuan yang berdiri di balkon kompleks perumahan khas Prancis, menunggu dengan gaya yang unik, menciptakan ilusi antara kehidupan sehari-hari, arsitektur, fashion, dan seni pertunjukan.
Penampilannya seperti pita yang berputar tanpa akhir, membaurkan batas antara catwalk dan kenyataan. Konsep ini mengundang pemirsa untuk memikirkan ulang hubungan antara ruang, waktu, dan gaya.
Musim cuaca dingin 2025/2026 bukan hanya tentang koleksi pakaian, tetapi tentang pengalaman artistik yang menggugah emosi dan mengubah cara pandang terhadap fashion. Setiap rumah mode memberikan perspektif unik mereka, menyatu dalam satu simfoni besar yang memperlihatkan bahwa dunia mode tidak hanya mengikuti tren, tetapi menciptakan dunia.
Dari Dior yang menciptakan ruang khayal hingga Louis Vuitton yang menghadirkan keseharian dalam narasi visual, dunia fashion di Paris telah menunjukkan bahwa kreativitas tidak mengenal batas. Ini bukan sekadar peragaan busana, ini adalah perjalanan, panggung seni, dan pernyataan kuat dari para desainer terhadap zaman yang terus berubah.