Tips Makanan Tahan Lama
Denny Kusuma
| 01-08-2025

· Food Team
Pernahkah Anda membuka kulkas dan terkejut dengan bau aneh, tekstur sayuran yang berlendir, atau bau susu yang asam? Tentu saja, hal ini sangat menjengkelkan dan kadang membuat tidak nyaman. Namun, mengapa makanan bisa cepat rusak?
Adakah cara untuk mencegahnya? Mari kita selami lebih dalam tentang penyebab makanan menjadi tak layak konsumsi, proses yang terjadi di tingkat mikroskopis, serta bagaimana kita bisa memperlambat proses kerusakan tersebut.
Dasar-Dasar Kerusakan Makanan
Secara umum, kerusakan makanan adalah proses alami. Begitu makanan dipanen, dimasak, atau dibuka, ia mulai mengalami proses pemecahan. Proses pemecahan ini disebabkan oleh dua faktor utama: mikroorganisme (seperti bakteri dan jamur) serta perubahan kimiawi dalam makanan itu sendiri.
Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi tampilan, bau, rasa, dan tekstur makanan. Ketika tanda-tanda ini muncul, makanan sering kali tidak lagi aman atau tidak menyenangkan untuk dimakan.
Mengenal Mikroorganisme Penyebab Kerusakan Makanan
Mikroba, seperti bakteri, ragi, dan jamur, adalah penyebab utama kerusakan makanan. Mikroba ini ada di mana-mana: di udara, di tangan kita, di permukaan dapur, dan bahkan pada produk segar. Beberapa mikroba tidak berbahaya atau malah bermanfaat (seperti yang ada pada yogurt), tetapi banyak di antaranya yang menyebabkan kerusakan.
Begitu mikroba-mikroba ini menemukan makanan yang cocok dan kondisi yang mendukung, seperti suhu hangat, kelembapan, dan sumber nutrisi, mereka akan berkembang biak dengan cepat. Saat berkembang biak, mikroba ini menghasilkan gas, asam, dan enzim yang dapat mengubah rasa dan struktur makanan. Inilah mengapa makanan yang sudah rusak bisa berbau asam, terasa berlendir, atau berubah warna.
Reaksi Kimia dalam Makanan
Meskipun tanpa mikroba pun makanan bisa tetap rusak, beberapa kerusakan disebabkan oleh reaksi kimia. Salah satunya adalah oksidasi, yang terjadi saat makanan terpapar udara. Oksidasi ini dapat menyebabkan lemak menjadi tengik, buah-buahan seperti apel berubah kecokelatan, serta pemecahan nutrisi.
Enzim yang secara alami ada dalam makanan juga bisa mempercepat kerusakan. Contohnya, pisang yang cepat berubah dari kuning menjadi cokelat akibat reaksi enzimatik yang terpicu saat kulitnya rusak atau tergores.
Setiap Jenis Makanan Memiliki Masalahnya Sendiri
Tidak semua makanan rusak dengan cara yang sama. Berikut adalah beberapa contoh:
Susu: Cepat basi karena memberikan lingkungan yang sempurna bagi bakteri. Bakteri ini menghasilkan asam yang membuat susu menggumpal dan berbau asam.
Buah dan Sayuran: Sering rusak karena jamur dan perasaan kecokelatan akibat reaksi enzimatik. Kandungan air yang tinggi juga mempercepat pertumbuhan mikroba.
Roti: Masalah utamanya adalah jamur. Spora-spora jamur yang ada di udara akan menempel pada roti dan tumbuh, terutama di cuaca lembap.
Nasi atau Daging yang Dimasak: Dapat tumbuh bakteri berbahaya seperti Bacillus cereus atau Listeria jika tidak segera disimpan di kulkas.
Bagaimana Penyimpanan Mempengaruhi Kerusakan Makanan?
Suhu memainkan peran besar dalam seberapa cepat makanan rusak. Bakteri dan jamur berkembang biak dengan baik di lingkungan yang hangat dan lembap. Oleh karena itu, kulkas sangat penting untuk memperlambat pertumbuhan mikroba serta memperlambat perubahan kimia.
Aturan praktis yang baik adalah menjaga suhu kulkas di bawah 4°C (39°F) dan freezer di -18°C (0°F). Beberapa tips penyimpanan lainnya:
- Simpan makanan kering dalam wadah tertutup untuk mengurangi paparan udara dan kelembapan.
- Gunakan wadah kedap udara untuk menyimpan sisa makanan.
- Jangan biarkan makanan berada di luar kulkas lebih dari 2 jam, terutama pada cuaca panas.
Tanggal Kedaluwarsa: Apa Artinya Sebenarnya?
Pernahkah Anda membuang makanan hanya karena tanggal yang tertera pada labelnya sudah lewat? Anda tidak sendirian. Namun, tanggal kedaluwarsa itu sering kali membingungkan.
"Best before" mengacu pada kualitas, bukan keamanan.
"Use by" berarti makanan sebaiknya tidak dimakan setelah tanggal tersebut.
"Sell by" adalah tanggal yang berlaku untuk toko, bukan untuk konsumen.
Gunakan indera Anda, tetapi tetap hati-hati. Jika makanan berbau tidak enak, terasa aneh, atau tampak rusak, sebaiknya lebih baik dibuang saja.
Apakah Makanan yang Rusak Bisa Membuat Anda Sakit?
Ya. Tidak semua makanan yang rusak berbahaya, tetapi beberapa di antaranya bisa mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella atau Listeria. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan penyakit akibat makanan, yang bisa menimbulkan sakit perut, mual, atau bahkan yang lebih parah.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jutaan orang sakit akibat makanan setiap tahun di Amerika Serikat saja. Karena itu, cara kita menangani dan menyimpan makanan sangat penting.
Cara Memperlambat Kerusakan Makanan
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membuat makanan tetap segar lebih lama:
1. Segera masukkan ke kulkas – terutama produk susu, daging, dan sisa makanan.
2. Bekukan makanan yang tidak akan segera dimakan – pembekuan menghentikan sebagian besar aktivitas mikroba.
3. Keringkan atau dehidrasi makanan – mengurangi kadar air dapat memperpanjang umur simpan makanan.
4. Gunakan cuka atau garam – keduanya membantu mengawetkan makanan dengan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi bakteri.
Teknik modern seperti pengemasan vakum dan pengemasan atmosfer modifikasi juga digunakan di toko-toko untuk memperlambat kerusakan makanan.
Kesimpulan: Jangan Buang Makanan Sia-Sia!
Kerusakan makanan adalah proses alami, tetapi dengan sedikit pengetahuan, Anda bisa mengurangi pemborosan, makan dengan lebih aman, dan menghemat uang. Jadi, lain kali saat Anda tergoda untuk membuang makanan, tanyakan pada diri Anda: Apakah makanan ini benar-benar sudah rusak, atau masih ada waktu untuk mengonsumsinya?
Dengan memahami proses ini, Anda bisa lebih bijak dalam menyimpan dan mengolah makanan, menghindari kerugian, serta menjaga kesehatan keluarga Anda.