Teh bukan sekadar minuman hangat yang dinikmati saat hujan turun. Selama berabad-abad, teh telah menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, mulai dari Tiongkok, Jepang, hingga Afrika Utara.

Lebih dari sekadar simbol keramahan atau ketenangan, teh dipercaya memiliki manfaat untuk membantu pencernaan, menenangkan pikiran, mengurangi rasa lelah, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh.

Menurut catatan sejarah, teh dikenal sebagai zat yang bersifat "mendinginkan" dan mampu menstabilkan suhu tubuh dari dalam. Beberapa jenis teh juga diyakini dapat membantu fungsi hati dan membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Di Jepang, misalnya, teh herbal seperti teh tulsi (daun kemangi suci) digunakan untuk menyeimbangkan energi tubuh dan memperkuat daya tahan.

Teh Hijau: Si Antioksidan Andal

Teh hijau menjadi primadona karena kandungan antioksidan alaminya yang sangat tinggi, terutama polifenol seperti katekin (EGCG – epigallocatechin gallate). Zat ini terkenal mampu mengurangi stres oksidatif, menjaga metabolisme tubuh, serta memperbaiki kejernihan kulit.

Berdasarkan berbagai penelitian dalam jurnal internasional, teh hijau juga terbukti mendukung pembakaran lemak dan menjaga kesehatan jantung. Kandungan kafein yang ringan, berpadu dengan L-theanine yang menenangkan, membuat teh hijau sangat cocok diminum di pagi hari untuk membantu meningkatkan fokus dan kewaspadaan secara alami.

Teh Chamomile: Penenang Alami dari Alam

Chamomile dikenal luas sebagai teh herbal untuk relaksasi dan kualitas tidur. Dibuat dari bunga chamomile kering, teh ini dipercaya dapat meredakan kecemasan, mengurangi gangguan pencernaan, serta membantu tidur lebih nyenyak.

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Phytomedicine menunjukkan bahwa ekstrak chamomile mampu mengurangi gejala kecemasan. Studi lain juga menunjukkan bahwa ibu yang baru melahirkan mengalami peningkatan kualitas tidur dan berkurangnya rasa lelah setelah rutin minum teh chamomile selama dua minggu.

Teh Jahe: Hangat dan Bersahabat dengan Pencernaan

Siapa yang tidak kenal manfaat jahe? Teh jahe terkenal ampuh untuk meredakan mual, perut kembung, hingga rasa tidak nyaman saat haid. Sifat hangatnya membuat tubuh terasa lebih nyaman, terutama setelah makan berat.

Zat aktif seperti gingerol dan shogaol dalam jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan antikejang. Studi dari Food Science & Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi jahe secara rutin dapat membantu mengurangi gejala mual serta memperlancar sistem pencernaan.

Teh Peppermint: Menyegarkan dan Melegakan

Teh peppermint tidak hanya menyegarkan, tetapi juga bisa menjadi penolong saat tubuh terasa tegang atau sakit kepala menyerang. Aroma mint yang khas membantu melemaskan otot-otot di saluran pencernaan, serta memberikan efek menenangkan secara keseluruhan.

Penelitian yang dipublikasikan oleh BMJ Clinical Evidence menyatakan bahwa peppermint, khususnya dalam bentuk kapsul minyak, efektif dalam meredakan gejala sindrom iritasi usus. Meskipun teh lebih ringan dari bentuk ekstraknya, manfaat yang diberikan tetap terasa, apalagi dengan aroma yang menenangkan.

Teh Hibiscus: Cantik di Warna, Hebat di Manfaat

Teh hibiscus memiliki warna merah cerah yang mencolok, sekaligus kaya akan antioksidan seperti antosianin dan vitamin C. Minuman ini populer untuk mendukung kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh.

Sebuah studi dalam Journal of Nutrition menemukan bahwa konsumsi teh hibiscus secara rutin selama enam minggu mampu menurunkan tekanan darah sistolik pada individu dengan tekanan darah tinggi. Rasanya yang asam segar juga menjadikannya alternatif alami yang menyenangkan.

Teh Rooibos: Tanpa Kafein, Penuh Mineral

Rooibos, teh herbal khas Afrika Selatan, bebas dari kafein dan kaya akan mineral penting seperti magnesium, kalsium, dan kalium. Selain itu, teh ini mengandung antioksidan unik bernama aspalathin yang dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan jantung.

Rasanya yang manis alami dan lembut membuat teh rooibos menjadi favorit semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Penelitian juga menyebutkan bahwa rooibos dapat membantu menyeimbangkan enzim hati dan melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Teh Akar Manis (Licorice): Lembut tapi Bertenaga

Akar manis telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan sakit tenggorokan serta memperbaiki saluran pencernaan. Kandungan glisirhizin di dalamnya membantu melindungi lapisan lendir di lambung dan meredakan peradangan.

Namun, konsumsi teh akar manis sebaiknya tidak berlebihan, terutama bagi penderita tekanan darah tinggi, karena zat aktifnya dapat memengaruhi kadar kalium dan tekanan darah.

Teh Tradisional: Kembali Populer di Era Modern

Kini, berbagai jenis teh tradisional kembali digemari, tidak hanya sebagai gaya hidup sehat, tetapi juga sebagai bagian dari rutinitas harian yang membawa ketenangan. Banyak orang mengandalkan teh hijau untuk menjaga energi di pagi hari, chamomile untuk membantu tidur malam, jahe setelah makan, hingga hibiscus untuk menjaga kesehatan jantung.

Menjadikan minum teh sebagai ritual harian juga dapat memberikan efek ketenangan secara mental. Proses menyeduh dan menikmati secangkir teh dapat menjadi momen jeda yang menyegarkan dari aktivitas yang padat.

Apa Kata Ilmuwan?

Meskipun teh bukan pengganti obat, berbagai studi ilmiah mendukung manfaat kesehatannya, antara lain:

- Katekin dalam teh hijau membantu menjaga kesehatan jantung dan berat badan ideal.

- Chamomile efektif meredakan kecemasan ringan dan gangguan tidur.

- Jahe dan peppermint membantu mengatasi gangguan pencernaan.

- Hibiscus membantu menurunkan tekanan darah.

Ahli dari berbagai institusi kesehatan terkemuka menyatakan bahwa banyak teh herbal mengandung senyawa tumbuhan aktif yang bisa mendukung pencegahan penyakit kronis jika dikonsumsi secara teratur dan bijak.

Sedang merasa stres? Lelah? Atau sekadar ingin relaksasi setelah hari yang panjang? Mungkin teh tradisional adalah jawabannya. Di antara semua pilihan yang tersedia, ada satu yang pasti cocok untuk kondisi Anda saat ini.