Mitos Teh Populer
Citra Wulandari
Citra Wulandari
| 30-09-2025
Food Team · Food Team
Mitos Teh Populer
Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Rasanya yang khas, aromanya yang menenangkan, serta manfaat kesehatannya membuat teh selalu punya tempat istimewa di hati banyak orang. Namun, seiring dengan kepopulerannya, muncul pula berbagai anggapan yang ternyata tidak sepenuhnya benar.
Banyak dari kita mungkin pernah mendengar "fakta" tentang teh yang ternyata hanya mitos belaka. Jika terus dipercaya, mitos-mitos ini justru bisa membuat Anda kehilangan kesempatan menikmati teh dengan cara terbaik. Oleh karena itu, mari kita kupas tuntas beberapa mitos populer tentang teh yang sering menyesatkan yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya!

1. Mitos Teh Hitam: Selalu Lebih Banyak Kafein dari Teh Hijau

Banyak orang percaya bahwa teh hitam otomatis memiliki lebih banyak kafein dibandingkan teh hijau. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Kandungan kafein dalam teh dipengaruhi oleh berbagai faktor: jenis daun teh, proses pengolahan, hingga cara penyeduhan.
Menariknya, ada jenis teh hijau tertentu yang justru mengandung kafein lebih tinggi dibandingkan beberapa jenis teh hitam. Selain itu, hal-hal seperti ukuran daun teh, suhu air, serta lamanya proses penyeduhan juga berperan besar dalam menentukan kadar kafein yang Anda minum.
Sebagai gambaran, rata-rata secangkir teh mengandung sekitar 25 miligram kafein. Namun jumlah ini bisa naik atau turun tergantung cara Anda menyeduhnya. Jadi, jangan langsung berasumsi bahwa teh hitam selalu "lebih kuat" daripada teh hijau.

2. Air Mendidih Bisa "Merusak" Teh yang Lembut

Mungkin Anda pernah mendengar saran bahwa teh hijau atau teh putih harus diseduh dengan air yang tidak terlalu panas karena air mendidih bisa “membakar” daun teh dan membuat rasanya pahit. Sebenarnya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Memang benar, suhu air yang terlalu tinggi bisa memengaruhi rasa pada beberapa jenis teh, terutama teh dengan daun yang sangat lembut. Tetapi bukan berarti semua teh hijau atau teh putih harus dihindarkan dari air panas. Ada jenis teh hijau dan teh putih tertentu yang tetap terasa nikmat walau diseduh dengan air mendidih, hampir sama seperti teh hitam.
Kuncinya adalah berani bereksperimen. Cobalah berbagai suhu air untuk menemukan karakter rasa yang paling sesuai dengan selera Anda. Dengan begitu, Anda bisa menikmati rasa terbaik dari setiap jenis teh tanpa terjebak oleh mitos.

3. Teh Hitam Harus Lebih Lama Diseduh Dibandingkan Teh Hijau

Mitos lain yang sering muncul adalah anggapan bahwa teh hitam harus diseduh lebih lama daripada teh hijau. Faktanya, tidak ada aturan mutlak mengenai waktu seduh. Semua kembali pada ukuran daun, jenis teh, serta preferensi pribadi.
Beberapa teh hitam memang terasa lebih mantap setelah diseduh agak lama, tetapi ada juga yang sudah nikmat dalam hitungan menit. Begitu pula dengan teh hijau: sebagian besar memang membutuhkan waktu singkat, tetapi ada jenis tertentu yang tetap terasa seimbang walau diseduh sedikit lebih lama.
Daripada terpaku pada "aturan baku", lebih baik Anda menyesuaikan dengan lidah Anda sendiri. Cobalah variasi waktu seduh dan temukan racikan yang paling sesuai. Di sinilah seni menikmati teh: setiap orang punya standar "sempurna" yang berbeda.

4. Teh Organik Pasti Lebih Berkualitas

Belakangan, popularitas teh organik semakin meningkat. Banyak yang percaya bahwa teh organik otomatis lebih enak dan lebih sehat. Namun kenyataannya, label organik tidak selalu menjadi jaminan kualitas terbaik.
Memang benar, teh organik diproduksi tanpa pestisida sintetis maupun pupuk kimia, sehingga menawarkan keuntungan tertentu. Akan tetapi, kualitas rasa teh tidak hanya ditentukan oleh cara penanamannya. Faktor lain seperti kondisi tanah, teknik panen, hingga proses penyimpanan juga sangat berpengaruh.
Faktanya, ada teh non-organik yang terasa luar biasa nikmat, begitu pula sebaliknya, ada teh organik yang rasanya kurang memuaskan. Saat ini, kualitas teh organik memang semakin baik, tetapi yang terpenting adalah membeli dari produsen atau penjual terpercaya yang menjaga kualitas dan keberlanjutan produksi.
Mitos Teh Populer

5. Teh Hijau Adalah yang Paling Sehat

Banyak orang menganggap teh hijau sebagai "bintang utama" dalam dunia teh karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Namun, anggapan bahwa teh hijau selalu yang paling sehat adalah sebuah mitos.
Setiap jenis teh punya manfaat kesehatan yang berbeda. Teh putih, misalnya, memiliki kadar antioksidan yang sangat tinggi. Teh oolong memberikan manfaat metabolisme. Sementara teh hitam juga kaya senyawa yang bermanfaat bagi tubuh.
Artinya, tidak ada satu jenis teh yang bisa disebut sebagai "yang paling sehat" untuk semua orang. Pilihan terbaik tetap bergantung pada kebutuhan tubuh dan selera pribadi Anda. Jadi, jangan ragu mencoba berbagai jenis teh untuk mendapatkan manfaat yang lebih beragam.
Teh adalah minuman yang penuh pesona, baik dari segi rasa, aroma, maupun manfaatnya. Sayangnya, masih banyak mitos yang membuat orang salah paham dalam menyeduh dan menikmati teh. Dengan memahami fakta sebenarnya, Anda bisa mendapatkan pengalaman minum teh yang jauh lebih menyenangkan.
Ingatlah, pengalaman terbaik minum teh adalah yang sesuai dengan selera Anda sendiri. Jangan takut bereksperimen dengan jenis teh baru, mencoba suhu berbeda, atau mengatur waktu seduh sesuai keinginan. Setiap cangkir teh adalah sebuah perjalanan rasa yang unik.