Bajaj, kendaraan tiga roda berwarna kuning yang menjadi ciri khas jalanan Indonesia.

Menyimpan sejumlah fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Mari kita telusuri riwayat, rahasia, dan misteri di balik keberadaan bajaj yang telah melintasi jalanan ibu kota Jakarta selama hampir setengah abad.

Asal Mula Nama "Bajaj"

Bajaj tidak hanya sekadar nama kendaraan, tetapi juga merupakan singkatan dari nama tiga pendiri perusahaan Bajaj, yaitu Jamnalal Bajaj, Kamalnayan Bajaj, dan Ramkrishna Bajaj. Singkatan ini mencerminkan sejarah dan warisan perusahaan pembuat kendaraan ini.

Desain Unik yang Terinspirasi dari Piaggio

Desain Bajaj tidak datang begitu saja. Sebenarnya, Bajaj diproduksi berdasarkan lisensi dari perusahaan Italia, Piaggio. Desain awalnya terinspirasi dari Vespa, yang menjelaskan kesamaan dalam struktur dan bentuk antara Bajaj dan Vespa.

Riwayat Bajaj: Dari India ke Jalanan Jakarta

Bajaj pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an. Kendaraan ini berasal dari India dan menjadi alternatif transportasi yang populer di tengah pertumbuhan kota metropolitan seperti Jakarta. Sejak saat itu, bajaj telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga ibu kota.

Hampir 50 Tahun Melintasi Jalanan Ibu Kota Jakarta

Bajaj telah menjadi saksi perubahan wajah Jakarta selama hampir setengah abad. Dari zaman orde baru hingga era modern, bajaj tetap bertahan dan memberikan kontribusi dalam mengatasi kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Keberadaannya di jalanan ibu kota menggambarkan ketangguhan dan adaptabilitasnya.

Bajaj Indonesia Belum Tahu Nama Bajaj Dihapus

Meskipun telah menjadi bagian integral dari mobilitas kota, banyak orang tidak tahu bahwa nama "Bajaj" sudah dihapus dari keberadaannya di Indonesia. Bajaj yang ada di jalanan Indonesia sekarang lebih dikenal dengan sebutan "tuk-tuk" atau "becak motor". Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari restrukturisasi merek oleh perusahaan produsen bajaj.

Fakta Unik Bajaj: Si Kuning dengan Sejuta Kenangan

1. Bajaj sebagai Ikon Jakarta: Bajaj telah menjadi ikon budaya dan transportasi di Jakarta. Kehadirannya yang khas dengan warna kuning cerah dan suara klakson yang khas membuatnya mudah dikenali.

2. Modifikasi Bajaj: Banyak pengemudi bajaj yang memberikan sentuhan pribadi pada kendaraannya. Modifikasi seperti lampu hias, suara klakson yang unik, hingga dekorasi khas daerah tertentu seringkali menjadi daya tarik tersendiri.

3. Ekspor Bajaj: Meskipun bajaj dilarang beroperasi di beberapa wilayah Indonesia, ada negara-negara lain yang mengimpor bajaj dari Indonesia, seperti Filipina dan Thailand.

Fakta-fakta ini mengungkap sisi menarik dari Bajaj yang mungkin belum banyak diketahui. Sebuah kendaraan yang sederhana namun memegang banyak sejarah dan inovasi di balik roda-roda kecilnya. Jika Lykkers melihat Bajaj di jalanan, sekarang Lykkers tahu bahwa ada lebih banyak cerita di balik kendaraan kecil ini.