Mobil Hidrogen vs Baterai
Saraswati Pramita
Saraswati Pramita
| 31-10-2025
Oto Team · Oto Team
Mobil Hidrogen vs Baterai
Ketika membicarakan masa depan transportasi bersih, mobil listrik berbasis baterai seperti Tesla dan BYD sering menjadi sorotan utama. Namun, ada teknologi lain yang diam-diam mulai menarik perhatian: kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Meskipun saat ini masih jarang dijumpai, mobil hidrogen bisa jadi memiliki keunggulan yang suatu saat membuatnya menyalip kendaraan listrik baterai. Apakah mobil hidrogen benar-benar "kuda hitam" dalam lomba transportasi ramah lingkungan? Mari kita telusuri lebih dalam.

Apa Itu Kendaraan Bahan Bakar Hidrogen?

Mobil berbahan bakar hidrogen menggunakan cara berbeda dibandingkan mobil listrik baterai. Kendaraan ini memanfaatkan sel bahan bakar yang menggabungkan gas hidrogen dengan oksigen dari udara, menghasilkan listrik melalui reaksi elektrokimia. Listrik ini kemudian menggerakkan motor listrik, sama seperti mobil listrik pada umumnya. Bedanya, yang keluar dari knalpot hanyalah uap air—tidak ada emisi berbahaya. Alih-alih menyimpan baterai besar, mobil hidrogen menggunakan tangki hidrogen yang dapat diisi ulang dengan cepat, mirip seperti mengisi bensin.

Keunggulan Utama Kendaraan Hidrogen

Meski mobil listrik baterai telah berkembang pesat, kendaraan hidrogen menawarkan beberapa keuntungan yang menjadikannya menarik untuk jangka panjang:
1. Pengisian Cepat: Mobil hidrogen dapat diisi ulang dalam waktu 3 hingga 5 menit, jauh lebih cepat dibandingkan pengisian mobil listrik baterai yang bisa memakan waktu 30 menit hingga beberapa jam.
2. Jarak Tempuh Lebih Panjang: Kendaraan berbahan bakar hidrogen umumnya mampu menempuh 400 hingga 700 kilometer per tangki, menyaingi atau bahkan melebihi jarak tempuh mobil listrik baterai.
3. Bobot Lebih Ringan: Sistem hidrogen biasanya lebih ringan dibanding baterai besar, terutama untuk kendaraan besar seperti bus, truk, atau alat berat. Ini membuat hidrogen cocok untuk transportasi berat.
4. Nol Emisi: Seperti mobil listrik, kendaraan hidrogen tidak menghasilkan emisi berbahaya, hanya uap air bersih.

Aplikasi Lebih dari Sekadar Mobil Penumpang

Kendaraan hidrogen menunjukkan keunggulannya terutama di sektor yang sulit dijangkau baterai:
• Truk Komersial: Dengan jarak tempuh panjang dan waktu pengisian cepat, hidrogen sangat ideal untuk truk jarak jauh, di mana waktu berhenti berharga mahal.
• Transportasi Publik: Bus hidrogen telah digunakan di kota-kota seperti London, Tokyo, dan Los Angeles, sebagai alternatif bersih dan tenang pengganti armada diesel.
• Peralatan Industri: Forklift dan generator cadangan berbahan bakar hidrogen semakin populer di gudang dan pusat logistik yang membutuhkan operasional terus-menerus.

Tantangan dan Keterbatasan Saat Ini

Tentu, kendaraan hidrogen juga menghadapi sejumlah tantangan sebelum bisa menjadi arus utama:
• Minimnya Infrastruktur: Salah satu hambatan terbesar adalah jumlah stasiun pengisian hidrogen yang terbatas. Di Amerika Serikat, hanya beberapa ratus stasiun yang tersedia, mayoritas berada di California.
• Biaya Tinggi: Produksi, transportasi, dan penyimpanan hidrogen masih mahal, meski biaya ini perlahan turun seiring kemajuan teknologi dan skala produksi.
• Efisiensi Energi: Meskipun pengisian cepat, proses membuat hidrogen (terutama melalui elektrolisis) kurang efisien dibandingkan pengisian baterai secara langsung. Diperlukan penelitian lebih lanjut agar proses ini lebih ramah lingkungan dan hemat biaya.

Tren Global dan Gerakan Industri

Pemerintah dan perusahaan mulai meningkatkan investasi di teknologi hidrogen. Jepang, misalnya, memiliki strategi nasional yang mendukung pengembangan infrastruktur, sementara Toyota dan Hyundai memimpin dengan kendaraan seperti Mirai dan NEXO. Di Eropa, proyek truk hidrogen berkembang melalui merek-merek seperti Daimler dan Volvo.
Laporan 2023 dari International Energy Agency mencatat investasi global di hidrogen mencapai lebih dari 16 miliar dolar, dengan lebih dari 200 proyek berjalan di sektor transportasi, industri, dan energi. Hal ini menunjukkan keyakinan yang semakin besar terhadap masa depan hidrogen.

Apakah Hidrogen Benar-Benar Ramah Lingkungan?

Jawabannya tergantung pada cara hidrogen diproduksi. Saat ini, sebagian besar hidrogen dibuat dari gas alam ("grey hydrogen") yang masih menghasilkan emisi karbon. Namun, "green hydrogen," yang dibuat melalui elektrolisis dengan energi terbarukan, merupakan opsi paling bersih. Jika hidrogen ingin benar-benar menyaingi mobil listrik, pergeseran ke green hydrogen sangat krusial.
Mobil Hidrogen vs Baterai

Hidrogen vs. Baterai: Siapa yang Menang?

Daripada melihat hidrogen dan baterai sebagai rival, banyak ahli memprediksi keduanya akan saling melengkapi. Studi McKinsey & Company 2024 menyebutkan, hidrogen lebih cocok untuk transportasi berat dan jarak jauh, sementara baterai ideal untuk kendaraan ringan dan jarak pendek. Pola ini bisa menciptakan sistem transportasi bersih yang seimbang, di mana masing-masing teknologi berkembang sesuai kekuatannya.

Persepsi Publik dan Adopsi Pasar

Kesadaran masyarakat tentang kendaraan hidrogen masih relatif rendah. Mobil listrik baterai mendominasi berita dan dealer otomotif. Namun, seiring bertambahnya jaringan stasiun pengisian dan murahnya green hydrogen, adopsi publik bisa meningkat secara bertahap. Para produsen mobil pun mulai gencar memasarkan keunggulan teknologi sel bahan bakar.

Kesimpulan: Masa Depan dengan Ruang untuk Kedua Teknologi

Mobil hidrogen mungkin tidak sepenuhnya menggantikan baterai, tetapi mereka muncul sebagai alternatif yang kuat, terutama di area di mana kendaraan listrik baterai masih terbatas. Dengan investasi yang meningkat, infrastruktur yang berkembang, dan teknologi yang terus maju, peran hidrogen dalam transportasi masa depan semakin sulit diabaikan.
Bisakah Anda membayangkan mengendarai mobil hidrogen suatu hari nanti? Atau tetap yakin baterai akan tetap menjadi raja transportasi bersih? Perlombaan ini baru saja dimulai dan sangat menarik untuk diikuti.